PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG ISPA PADA ANAK USIA 1- 5 TAHUN
DOI:
https://doi.org/10.62817/jkbl.v11i1.122Abstract
Angka kejadian ISPA di Indonesia menempati urutan pertama penyebab pada kelompok bayi, balita dan anak. Selain itu, ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. ISPA banyak terjadi pada anak usia 1 – 5 tahun hal ini dikarenakan balita lebih rentan terkena infeski dan hal ini dibutuhkan pengetahuan orangtua dalam merawat anak dengan ISPA sehingga diharapkan akan mengurangi dampak kematian yang disebabkan oleh ISPA. Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan orangtua tentang ISPA pada anak usia 1-5 tahun. Adapun rancangan penelitian menggunakan metode peneliitian pre eksperimen dengan rancangan One Grup Pretest Posttest yaitu suatu penelitian preeksperimental dimana peneliti memberikan perlakuan pada kelompok studi tetapi sebelumnya diukur atau dites dahulu (pretest) selanjutnya setelah perlakuan studi diukur atau dites kembali (posttest).Dengan jumlah sampel 62 responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan oleh penelitian.Hasil yang didapat dalam penelitian ini bahwa sebagian besar 27 responden (43,5%) orangtua sebelum diberi pendidikan kesehatan berpengetahuan cukup, dan setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar 48 responden (77,4%) berpengetahuan baik dan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan orangtua tentang ISPA pada anak usia 1 - 5 tahun. Disarankan kepada puskesmas membuat jadwal pemberian edukasi secara rutin agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang baik tentang kesehatan.
Â
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, ISPA, Anak Usia 1 – 5 Tahun
References
Budiman dan Riyanto Agus. (2013). Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Depkes RI. (2013). Pedoman Pengenalan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Dinas Kesehatan Kota Cimahi. (2017). Data Sekunder Penyakit Terbanyak
_____________ . (2017). Data Sekunder Kejadian ISPA
Effendy, N. (2009). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Mayarakat. Ed. ke-2. Jakarta : EGC
Hartono R, Rahmawati Dwi. (2012). ISPA gangguan pernafasan pada anak. Yogyakarta : Nusa Medika
Irianto Koes. (2015). Memahami Berbagai Penyakit. Bandung : Alfabeta
Markamah at al. (2012), dalam Masjatim Toha (2016). Konsep Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Tersedia http://masjatimtohakeperawatan.blogspot.co.id/2016/02/bab-ii.html?m=1, 20 februari 2017
Maulana, Heri D.J. (2014). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. (2012). Promosi Kesehatan Sebuah Metode Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
__________. (2010). Promosi Kesehatan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta
__________. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Puskesmas Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan. (2017). Profil Kesehatan Cimahi Selatan
Renstra Dinkes Jabar. (2015). Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
WHO. (2014). Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Widoyono. (2008). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga
________. (2011). Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga
Winarsih, dkk. (2008). Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas. http://www.academia.edu.com. (Diperoleh Tanggal 15 Maret 2017)







